Jakarta, 22
Oktober 2014
Senja telah
menenggelamkan seluruh sinarnya ke bumi, menyisakan gelap diruang-ruang
keramaian sudut kota. Kuayunkan kakiku dengan langkah kecil ditrotoar sempit.
Tak kuhiraukan suara bising kemacetan dan klakson kendaraan disisiku. Aku
menatap sekitar dengan tatapan kosong. yang kurasa hanya sesak.
Masih terlalu
segar dalam ingatanku, ketika sosok itu datang dan membawa kami dalam beberapa
pertemuan. Tidak butuh waktu untuk mengaguminya, dengan segala yang ada
padanya…
Aku tak tahu
apakah keputusanku salah atau benar. aku sudah memilih. Aku tak tahu berapa
banyak ruang dalam hati yang telah tersita untuknya. Aku tak berani berharap.
Aku hanya bisa mendoakan dan menyimpan segala rasa ini. entah sampai kapan.


0 comments:
Posting Komentar